Posts

Showing posts from July, 2020

Pengaturan Skor (1): Klub dan Federasi

Di Indonesia dahulu ada kasus "sepakbola gajah" antara PSS Sleman dan PSIS Semarang. Pada pertandingan yang digelar di Lapangan Sasana Krida AAU dekat Bandara Adisucipto itu, tepatnya 26 Oktober 2014. Hasil pertandingan yang dimenangkan PSS atas PSIS dengan skor 3-2 itu, semuanya lewat gol bunuh diri. Belakangan terungkap, kedua tim tidak mau menang agar terhindar dari Borneo FC di semifinal Divisi Utama Liga Indonesia. Dan menariknya, setiap lawan Borneo selalu kena hukuman penalti dan Borneo "dijamin" lolos ke fase berikutnya (Liga Super). Juga masih terngiang skandal final AFF 2010 antara timnas Indonesia vs Malaysia.  Masalah pengaturan skor di Indonesia juga belum berakhir, kala acara Mata Najwa di tahun 2018 lalu mengungkap praktik pengaturan skor di berbagai klub. Belum tuduhan Rochy Putiray bahwa Liga 1 Indonesia sudah diatur. Dimana tahun 2018, Rochy bertaruh Persija Jakarta "diatur" juara Liga 1 2018. Imbasnya, Joko Driyono, Waketum PSSI dan...

Menakar Untung Rugi IPO Klub Sepakbola

Mendengar bahwa Bali United melakukan IPO, beberapa klub Indonesia mulai melihat peluang itu. Tapi apakah semudah itu dilakukan? Sudahkah dipertimbangkan dampaknya? Akan saya jelaskan mengenai dampak IPO untuk dijadikan pertimbangan analisis klub untuk pengambilan keputusan baik aspek bisnis, manajerial, dan sosial aware dalam suatu klub sepakbola. 1. Dampak Bisnis: Secara keuangan, klub sepakbola akan mendapat pendanaan yang tidak terbatas jumlahnya. Selain itu klub bisa mudah memperoleh sponsor dan investor (dengan catatan klub lancar menggaji pemain dan ofisial tim sebagai salah satu indikator klub punya kinerja keuangan bagus). Klub juga memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar sehingga nilai klub sepakbola tersebut meningkat. Namun konsekuensinya adalah setiap RUPS klub wajib memberi deviden kepada pemegang saham klub. Kalau ingin pemegang saham dapat deviden besar, laba klub sepakbola harus besar. 2. Manajerial: Klub akan mudah mengontrol tata kelola perusahaan de...

Drama Timnas (2) : Kepentingan Bisnis Politis atau Prestasi Timnas?

Penyelenggaran Piala Dunia U-20 membuat Shin Tae-Young (STY) harus berpikir keras. Dalam komunikasi terakhir dengan M.Iriawan selaku Ketum PSSI, STY bersedia kembali ke Indonesia dan melakukan TC. Namun kendalanya adalah Kemenkumham masih berlakukan larangan orang asing ke Indonesia mengingat angka COVID-19 yang makin menggila (mencapai 65.000 orang lebih positif dengan 3300 kematian). Meski demikian karena STY memiliki KITAS, maka ada peluang ia kembali ke Indonesia. Sejatinya, kondisi "new normal" ini membuat aktivitas warga mulai kondusif pelan-pelan. Sekarang, kalau seandainya STY tetap ingin TC Timnas di negaranya, apa kendalanya? Apakah Korea masih berhati-hati mengingat disana sudah gelombang kedua COVID-19? Pastinya. Di sisi lain, Piala Dunia sudah dekat, Liga 1 dan Liga 2 sudah "lampu hijau" untuk diputar. Dengan COVID-19 yang masih menggila, rasanya mustahil penonton bisa tonton langsung ke stadion meskipun cuma sekelas pertandingan tarkam. Kalau ...