Menakar Untung Rugi IPO Klub Sepakbola

Mendengar bahwa Bali United melakukan IPO, beberapa klub Indonesia mulai melihat peluang itu. Tapi apakah semudah itu dilakukan? Sudahkah dipertimbangkan dampaknya?

Akan saya jelaskan mengenai dampak IPO untuk dijadikan pertimbangan analisis klub untuk pengambilan keputusan baik aspek bisnis, manajerial, dan sosial aware dalam suatu klub sepakbola.

1. Dampak Bisnis: Secara keuangan, klub sepakbola akan mendapat pendanaan yang tidak terbatas jumlahnya. Selain itu klub bisa mudah memperoleh sponsor dan investor (dengan catatan klub lancar menggaji pemain dan ofisial tim sebagai salah satu indikator klub punya kinerja keuangan bagus). Klub juga memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar sehingga nilai klub sepakbola tersebut meningkat. Namun konsekuensinya adalah setiap RUPS klub wajib memberi deviden kepada pemegang saham klub. Kalau ingin pemegang saham dapat deviden besar, laba klub sepakbola harus besar.

2. Manajerial: Klub akan mudah mengontrol tata kelola perusahaan dengan asas Good Corporate Governance (GCG) sehingga klub sepakbola menjadi profesional. Selain itu keterbukaan informasi bisa menjadi pacuan untuk selalu mengevaluasi kinerja manajemen klub untuk lebih profesional sehingga secara marketing, ini menjadi potensi bagus untuk memperluas pasar dan menjaring lebih banyak suporter klub. Dengan banyaknya suporter, potensi pendapatan klub sepakbola semakin besar. Meskipun begitu, keterbukaan informasi membuat kemungkinan loyalitas karyawan klub sepakbola ataupun pemain serta ofisial tim itu sendiri bisa berubah setiap saat. Sehingga klub harus putar otak untuk menjaga loyalitas dengan GCG dan prinsip Six Sigma. Hal berikutnya adalah kemungkinan terjadi pergantian manajemen jika IPO dilakukan mengingat prinsip kekuasaan manajemen bergantung dari berapa saham yang diperoleh. Dalam pengambilan keputusan klub, pimpinan manajemen klub yang memiliki banyak saham cenderung kuat dan tidak bisa digugat hasil keputusan dalam membangun klub sepakbolanya.

3. Sosial Aware: Dari sini bisa dilihat, jika klub melakukan IPO, orientasi sepakbola saat ini akan cenderung mengikuti pasar/kapitalis. Ditambah tuntutan customer yang tinggi sehingga klub sepakbola akan melakukan segala cara untuk juara dan berprestasi. Maka ada kemungkinan praktek pengaturan skor dan penyuapan di pertandingan sepakbola semakin menggila. Jika IPO dilakukan di klub sepakbola negara berkembang, maka sepakbola akan cenderung dikuasai kaum borjuis (punya banyak uang) mengingat gini ratio negara berkembang masih tinggi dan naiknya harga tiket pertandingan yang tak bisa dijangkau banyak orang di negara berkembang. Akibatnya ada kemungkinan konflik manajemen dan suporter klub sehingga loyalitas suporter bergantung pada kebijakan manajemen klub. Selain itu dalam pertandingan dimana suporter juga bergantung pada UKM dan PKL untuk menikmati pertandingan, bila IPO berlaku maka PKL dan UKM tersingkir mengingat kedua pelaku usaha ini dianggap menurunkan brand image klub.

Dari sini bisa dilihat, IPO juga salah satu jalan klub sepakbola menjadi profesional tapi juga menghilangkan aspek sosialis sepakbola sebagai olahraga pemersatu dunia. Maka klub perlu pertimbangan matang untuk melakukan IPO atau tetap non-IPO.

Comments

Popular posts from this blog

Pemahaman Gizi (3): Perhatian Pemerintah, Federasi dan Klub

Pengaturan Skor (2): Supremasi Hukum dan Peran Media

Maradona dan Inspirasi