Pemahaman Gizi (3): Perhatian Pemerintah, Federasi dan Klub
Bagian Terakhir
Memang dalam soal mendukung prestasi timnas sepakbola di Indonesia, dari pihak federasi, pemerintah (melalui Menpora) dan klub harus saling bersinergi memberi perhatian ke atlet dengan tugasnya masing-masing. Terkesan seperti campur tangan pemerintah ke federasi namun sesungguhnya tidak.
Apa peran pemerintah yang harus dijalankan? Pertama, lakukan kebijakan ekonomi terkait pangan dimana pangan bisa terjangkau dan harga pangan bisa semurah-murahnya. Ini penting mengingat banyak pemain sepakbola Indonesia mengalami tunggakan gaji akibat ketidakprofesionalan manajemen klub. Kedua, jangan banyak impor pangan dari luar. Perluas lahan pertanian, bangun fasilitas olah bahan pertanian, bukan perbanyak bangun jalan tol industri otomotif dll. Mengapa? Karena Indonesia sendiri punya masalah pelik dibidang nutrisi. Menurut UNICEF, sebelum Covid-19 saja 5 juta lebih penduduk Indonesia mengalami stunting. Belum masalah minim gizi seimbang yang berakibat obesitas dan kurangnya kecerdasan (IQ EQ dll). Apalagi kodrat Indonesia adalah negara berbasis agraris yang mengandalkan pangan dan olahannya. Pangan adalah kebutuhan primer. Lalu impor pangan? Sumber pangan kita cukup banyak, dikhawatirkan produk pangan impor mengandung bahan transgenik dan jenis bahan pangannya tidak cocok untuk orang Indonesia. Ketiga, lakukan transmigrasi. Loh kenapa? Agar konsentrasi penduduk tidak di pulau Jawa saja. Juga tidak terjadi ketimpangan dalam hal keterjangkauan dan harga bahan pangan untuk masing-masing daerah. Karena tak semua pemain timnas dari Jawa saja. Keempat, jangan persulit klub bangun sarana penunjang kebutuhan pemain seperti lapangan latihan sendiri, gym dan stadion sendiri. Hal berbau birokrasi seharusnya jangan berbelit-belit untuk kasus pembangunan fasilitas olahraga. Bila perlu pemerintah bangun fasilitas umum berbasis olahraga yang bisa dijangkau semua orang seperti lapangan yang nanti diserahkan tata kelolanya oleh tingkat daerah.
Comments
Post a Comment