Merumuskan Gaji Pemain Sepakbola Klub Indonesia
Masalah tunggakan gaji pemain sudah menjadi hal klasik di Indonesia. Entah penyebabnya karena manajemen klub tidak profesional dalam mengelola klub atau ketidaktahuan klub dalam menetapkan standar gaji pemain sepakbola. Yang jelas, sudah banyak klub terkena masalah tunggakan gaji yang berujung teguran FIFA. PT LIB menerapkan aturan klub dilarang tunggak gaji pemain lebih dari 1 bulan. Pertanyaannya, sudah efektif?
Belum! Kita lihat tim PSIM Jogja kena hukuman -9 poin di awal musim Liga 2 2018. Sriwijaya FC eksodus pemain ke klub lain setelah 3 bulan tunggak gaji pemain di Liga 1 2018. Yang terbaru, David Bala (Kalteng Putra) terlantar 2 bulan lebih tanpa pembayaran gaji dan cederanya cukup parah. Belum kasus Persegres Gresik dll. Agaknya kasus ini mencoreng sepakbola Indonesia. BOPI sudah memperingatkan untuk klub melunasi gaji pemainnya. Terakhir, Semen Padang dan Tira-Persikabo disanksi FIFA karena sengketa gaji dengan pemainnya, bahkan proses daftar dan transfer pemain diblokir FIFA. Artinya 2 klub itu tak bisa berkompetisi di liga kalau pemblokirannya masih berlaku.
Sekarang bagaimana perumusan gaji pemain bola? Tergantung waktu periode dan peserta klub kompetisinya. Idealnya dengan Liga 1 yang berjumlah 18 tim, kompetisi selesai 34 minggu (8-9 bulan). Tapi dengan catatan tidak ada penundaan pertandingan. Bisa karena suasana kota venue pertandingan tidak kondusif atau birokrasi polisi yang susah. Kita perjelas saja skema gaji pemain sepakbola. Faktor utamanya untuk liga Indonesia adalah:
1. Waktu Kompetisi (t)
2. UMR Kota / Kabupaten (umr)
3. Keuangan Klub (fk)
4. Biaya Hidup (lf)
5. Kurs (untuk pemain asing) (v)
6. Prestasi Klub (p)
7. Bonus Klub (bk)
Katakan saja: Gaji Pemain = f (t, umr, fk, lf, v, p, bk)
Artinya ada kemungkinan Gaji Pemain = umr.t + k1.fk + lf.t + p.k2.bk + c (tambahkan v untuk pemain asing). c adalah faktor tak terduga seperti kemungkinan molornya kompetisi akibat penundaan pertandingan atau faktor lain. k1 adalah faktor prosentase porsi gaji, sedangkan k2 adalah faktor skill pemain atau bisa juga jumlah kemenangan klub yang diraih.
Saya ambil contoh pemain klub Persebaya. Biaya hidup per bulan untuk ukuran orang yang sudah bekerja dan menikah adalah Rp 6 juta/bulan. UMR 2020 Kota Surabaya = Rp 4,2 juta/bulan. Misal bonus klub untuk pemain jika juara adalah Rp 20 juta. Berarti hitungannya adalah :
Gaji pemain lokal Persebaya = 10,2t + k1.fk + 20p.k2 + c
Gaji pemain asing Persebaya = 10,2t + k1.fk + 20p.k2 + v + c
Dalam kontrak, juga menentukan besaran gaji. Tergantung klausul kontrak pemain berapa tahun kompetisi. 1 tahun kompetisi tidak sama dengan 1 tahun umumnya. Misal 1 tahun = 52 minggu, kurangi libur Idul Fitri 3 minggu dan libur Natal Tahun Baru 2 minggu, berarti 47 minggu. Kompetisi berlangsung 34 minggu. Ada sisa 13 minggu. Katakan saja ada penundaan 2 minggu kompetisi. Berarti kompetisi dianggap 36 minggu waktunya. 36 minggu = 8-9 bulan.
Artinya pemain digaji setara 8-9 bulan saja dengan gaji standar kompetisi. Sedangkan 3-4 bulan sisanya pemain digaji apakah sesuai UMR atau skema gaji lainnya kembali ke klausul kontrak pemain.
Hitungan diatas hanyalah asumsi dan perkiraan. Saya hanya membantu saja memberi skema gaji pemain. Harapan saya tulisan ini bisa dijadikan pertimbangan oleh pihak yang mengatur regulasi gaji seperti BOPI, PSSI, APPI bahkan Menaker karena sejatinya pesepakbola juga tenaga kerja yang harus dilindungi pemerintah.
Salam Sepakbola Professional!
Comments
Post a Comment