Cara Penjadwalan Liga 1 2020 yang Hemat Biaya Transportasi (Saran)
Kompetisi Liga 1 musim 2020 menurut PT. Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator akan dimulai 1 Maret 2020. Sebanyak 18 tim sudah terlihat. Dari gambarannya, kita bisa melihat dan menyimpulkan, representasi "Dari Sabang Sampai Merauke" terlihat jelas. Ya, tim yang akan tampil di Liga 1 berasal dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Tak lain adalah dari Persiraja Banda Aceh (promosi dari Liga 2 2019) hingga Persipura Jayapura. Luar biasa.
Apanya? Nanti ketahuan kalau kompetisi berjalan. Saya nggak bisa bayangkan kalau seandainya match Persiraja vs Persipura terlaksana. Dari Banda Aceh terbang ke Jayapura begitupun sebaliknya tentu ongkosnya mahal. Kalau cari di situs tiket kira-kira satu orang untuk pesawat kelas ekonomi saja berada di rate Rp 5-8 juta/orang. Ambil harga tengah Rp 6 juta/orang. Bolak-balik butuh Rp 12 juta/orang. Katakan saja 1 tim bawa 25 orang, dan main 2 kali (home dan away) Sekitar Rp 600 juta dibutuhkan klub hanya untuk pertandingan Persiraja vs Persipura. Belum akomodasi biaya makanan dan obat-obatan. Bisa lebih!
Ya, biaya transportasi memang kendala utama dalam keuangan klub liga 1. Hal itu pernah disampaikan bos PSM Makassar, Munafri Arifuddin. Dalam kompas.com ia menjelaskan pernah usul operator Liga 1 untuk kerjasama dengan maskapai penerbangan agar bisa menemukan solusi guna mereduksi harga tiket pesawat khusus untuk peserta Liga 1 dan juga perbanyak frekuensi penerbangan antar kota untuk kota yang klub sepakbolanya menjadi peserta Liga 1. Karena wilayah geografis Indonesia yang cukup luas dan antar daratannya terpisah oleh lautan.
Sebetulnya saya berharap saja tiap pulau paling tidak ada banyak tim berkompetisi di liga dengan kasta yang sama guna mereduksi biaya transportasi. Tapi ya sudahlah, kenyataannya memang demikian. Beda dengan di pulau Jawa, biaya pesawat masih terjangkau dengan banyaknya frekuensi penerbangan. Tambah lagi ada kereta api atau jalan tol. Pulau Jawa sendiri mewakilkan 12 tim di Liga 1. Di Jawa Timur, ada 5 tim main di Liga 1 (Persebaya Surabaya, Persik Kediri, Persela Lamongan, Arema FC dan Madura United). Sedangkan di region barat Jawa, ada 5 tim (Persita Tangerang, Bhayangkara FC (markasnya di PTIK Jakarta), Persija Jakarta, Persikabo Bogor dan Persib Bandung). Dan di region tengah Jawa ada PSIS Semarang dan PSS Sleman. Transportasi di wilayah itu lebih terjangkau dan murah. Kalau main di luar Jawa, biaya transportasinya meningkat untuk ongkos pesawat.
Menurut saya, karena kompetisi tak mungkin dibagi 2 wilayah, maka cara ideal penjadwalannya agar biaya transportasi bisa ditekan adalah:
- Tim seperti Persiraja dan tim lain dari luar Jawa seandainya dapat jadwal laga away ke Jawa Timur atau tim region barat Jawa hendaknya difokuskan untuk menyelesaikan seluruh match di sana untuk efisiensi biaya transportasi. Kemudian jalani laga home sesuai jumlah match untuk away (5 kali).
- Untuk tim dari Jawa yang away ke arah timur Indonesia, katakan saja away ke Persipura dulu, match berikutnya bisa away ke PSM lalu lanjut away ke Bali United kemudian jalani laga home sesuai jumlah match untuk away (3 kali).
- Untuk tim dari Jawa yang away ke Persiraja bisa lanjutkan match berikutnya (seandainya harus away) lebih ideal ke Kalimantan lalu lanjut laga home 3 kali.
- Untuk tim luar Jawa yang dapat away ke Jawa bagian tengah, bisa dilakukan away 2 kali lawan PSIS Semarang dan PSS Sleman lalu lanjut laga home 2 kali.
Pengecualian untuk Bali United, karena posisi geografisnya di tengah Indonesia dan secara manajemen keuangannya lebih sehat, mereka tak akan mengalami kendala berarti. Apalagi Bali sangat mudah diakses dari seluruh Indonesia lewat udara. Jadi tak akan kesulitan dalam menjalani liga.
Saran saya ini sebetulnya bukan cuma menyehatkan keuangan klub dengan reduksi biaya transportasi dan akomodasi klub untuk away. Tetapi juga menjaga kebugaran pemain agar tetap fit sehingga pertandingan liga semakin enak ditonton meskipun saya bisa memahami kualitas wasit di Indonesia perlu ditingkatkan lagi dari pemahaman aturan dan pengambilan keputusan. Di samping itu juga bagus untuk memberantas mafia pengaturan skor yang sudah merajalela akibat kondisi keuangan klub yang kurang sehat sebagai salah satu faktor penyebab jual beli pertandingan dan pengaturan skor.
Dan juga BERDOALAH agar kegiatan Pilkada Serentak TIDAK MENGANGGU jadwal Liga 1 dengan didukung MUDAH DAN CEPAT keluar izin pertandingan dari KEPOLISIAN. Di samping juga PT. LIB harus lebih teliti dalam menyusun jadwal supaya tidak bentrok dengan kompetisi di bawah kalender FIFA dan AFC.
Comments
Post a Comment