Liga 1 Bergulir Lagi, Sebaiknya Bagaimana? (2)
Ditanya Liga 1 baiknya gimana? Jawabannya ikuti protokol kesehatan. Terus pelaksanaannya bagaimana? Apakah semua stakeholder sepakbola Indonesia mau ikuti aturan kesehatan terkait COVID-19? Mengingat kebijakan pemerintah pusat tidak konsisten dalam penanganan wabah dari China ini. Terus PSSI masih mau hasil instan atau berpikir jangka panjang?
Perhatikan kalimat terakhir di atas, tujuan Liga sendiri untuk menghasilkan timnas dengan pemain berkualitas. Masalahnya apakah PSSI berani bertaruh ke masyarakat bahwa tidak ada pengaturan permainan liga atau bebas dari kepentingan politik. Kalau ternyata Liga 1 dan Liga 2 semata-mata digelar untuk memenuhi hiburan masyarakat, ada kepentingan politik tertentu dan juga membangkitkan bisnis pegiat judi bola, lebih baik lockdown lagi saja. Toh pemerintah pusat juga tidak konsisten. Beberapa daerah yang longgarkan PSBB, ternyata malah AMBYAR. Angka kematian dan positifnya justru meningkat. Malah gradien grafiknya masih tajam jika di grafik. Sementara Piala AFF dan Piala Dunia U-20 sudah makin dekat. Wajar jika pelatih timnas, Shin-Tae Young minta TC timnas di negaranya, Korea Selatan. Karena gradien kasus positif disana cenderung minus (artinya melandai kurva grafik positif COVID-19).
Cuma, karena Liga adalah penentu, maka tidak ada pilihan selain dijalankan. Tapi terapkan PSBB di semua daerah yang daerahnya mengikuti Liga 1 dan Liga 2 dengan aturan ketat (hanya aktivitas pertandingan resmi, pemerintahan, aktivitas perkantoran, jual beli kebutuhan pokok dan apotek yang boleh dilakukan di luar rumah, itupun dibatasi). Fasilitas kesehatan juga diperbagus dan perbanyak tenaga medis disana. Dan harapannya kepada PSSI, kalau ada pengaturan skor atau pertandingan ataupun judi, langsung tindak tegas. Kebetulan ketumnya orang korps baju cokelat jadi harapannya tak pandang bulu dalam penindakan sekalipun kalau tersangkanya melibatkan orang aparat TNI/POLRI. Dan untuk masyarakat, PATUHI ANJURAN PEMERINTAH untuk tetap di rumah jika TIDAK ADA KEPENTINGAN MENDESAK. JANGAN MEMBANGKANG keluar rumah kalau mau lihat Liga 1 jalan dan timnas sepakbola Indonesia berprestasi. Masyarakat JANGAN MENCEMOOH TENAGA KESEHATAN yang CAPEK-CAPEK tangani kasus COVID-19 (Bahkan ratusan tenkes GUGUR, mau berapa lagi tenkes yang GUGUR biar SELURUH masyarakat Indonesia TAUBAT). Untuk Pemerintah, JANGAN MENCELA-MENCLE dalam membuat kebijakan. Pak Jokowi, tolong kalau mau COVID-19 kelar, kalau mau sepakbolanya bagus sesuai perintah Bapak ke Menpora Zainuddin Amali ("SEPAKBOLANYA PAK"), jangan pikir cari uang negara terus. Yang penting adalah mendorong scientist lokal untuk buat vaksin COVID-19 dan terapkan kebijakan ekstra untuk menekan laju positif dan kematian akibat COVID-19.
Quote dari Presiden Ghana Nana Akufo-Addo diamini oleh Gubernur DKI Anies Baswedan (yang sering di-bully pendukung Ahok) bisa jadi acuan. Ekonomi bisa dicari solusi tapi nyawa orang tidak bisa dihidupkan kembali. Hanya Allah SWT yang bisa, itupun setelah kiamat dan menjelang hari kebangkitan menuju perhitungan hisab.
Dan manusia hendaknya berpikir. Sesuai perintah pertama ke Rasulullah SAW, Iqro (bacalah), sebagai rangsangan untuk berpikir.
Gambar 1. Presiden Ghana

Gambar 2. Shin Tae-Young (pelatih timnas Indonesia)
Sumber:
Comments
Post a Comment