Langkah IPO Bali United, Cerminan Tuntutan Industrialisasi Sepakbola di Indonesia? (1)
Beberapa waktu lalu dunia sepakbola Indonesia dikejutkan dengan langkah klub Bali United yang akan melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nama PT. Bali Bintang Sejahtera Tbk (kode sahamnya BOLA). Klub yang dimiliki Pieter Tanuri ini melepas 2 miliar lembar saham ke publik dengan harga Rp 175 / lembar saham (lbs). Sebuah langkah yang dianggap awal mula klub sepakbola Indonesia untuk dituntut lebih mandiri dan profesional.
Publik pun bertanya bagaimana mungkin klub yang hanya berusia 5 tahun pada 3 Desember nanti bisa melakukan langkah "radikal" itu di tengah carut-marut kompetisi sepakbola Indonesia yang rentan pengaturan skor, kerusuhan suporter, ketidakpastian jadwal liga yang disebabkan ketidakbecusan federasi dan banyaknya klub yang diakuisisi karena rasio utang yang cukup besar?
Kalau dilihat skuad Bali United jarang memakai putra daerah Bali. Skuad klub yang memakai putra daerah sebagai prioritas biasanya identik dengan klub era Perserikatan seperti Persebaya Surabaya, Persib Bandung, PSM Makassar dsb. Tapi klub perserikatan jarang diminati sponsor bola karena birokrasi klub yang berbelit. Sebaliknya Bali United lebih mandiri. Sebagai klub baru, Pieter dan adiknya Yabes Tanuri ingin membangun klub sepakbola profesional di Bali yang dulu sempat mati suri sejak tidak adanya Persegi Gianyar di kompetisi liga Indonesia.
Bali United berdiri setelah Tanuri bersaudara mengambi alih kepemilikan Persisam Putra Samarinda di tahun 2015 dikarenakan klub milik Harbiansyah itu kesulitan keuangan. Sebelumnya Pieter mengelola Persib Bandung di 2010 sebagai langkah awal mengelola klub sepakbola Indonesia untuk menjadi profesional. Negosiasi dilakukan bersama Yabes (adiknya). Pengalaman adiknya sebagai perantara pedagang efek hingga manajer investasi membuat langkah IPO Bali United menjadi terlaksana. Demi kelancaran bisnisnya, PT. Bali Bintang Sejahtera membentuk anak usaha sebagai berikut:
- PT. Kreasi Karya Bangsa (EO), menguasai 90% saham BOLA
- PT. Bali Boga Sejahtera
- PT. Radio Swara Bukit Indah
- PT. IOG Indonesia Sejahtera
Risiko perusahaan ketika sudah IPO adalah harus terbuka informasi perusahaannya ke publik termasuk laporan keuangan, sesuatu yang ditutup-tutupi oleh klub bahkan federasi itu sendiri. Tujuan IPO pada umumnya mencari modal dengan menghimpun dana dari investasi masyarakat di bursa saham (BEI). Cara ini berhasil membuat Bali United kebanjiran sponsor sampai jerseynya terlihat banyak sekali sponsor yang terpampang. Sesuatu yang jarang ada di klub lain.

Hingga saat ini harga saham Bali United berada di Rp 362 / lbs. Harga yang cukup murah untuk pemain saham pemula. Dibandingkan dengan Juventus (Rp 25.000 / lbs) dan Manchester United (Rp 243.000 / lbs). Mungkin langkah Bali United dianggap "membangkang" dari tradisional klub pada umumnya. Tetapi bisa jadi ini langkah utama menuju profesionalitas klub liga Indonesia.
Bersambung...
Sumber:
- https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20190621192909-142-405419/bali-united-secercah-harapan-di-tengah-karut-marut
- https://www3.moneysmart.id/klub-sepak-bola-dan-harga-sahamnya/
- https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20190621193429-142-405420/tanuri-bersaudara-kunci-geliat-bali-united-menuju-ipo
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190623034749-92-405582/berhitung-untung-dan-rugi-klub-sepak-bola-go-public
- https://www.cnbcindonesia.com/market/20190618182323-20-79161/euforia-bali-united-masuk-bursa-siapa-menyusul
Diakses hari ini (15-09-2019)
Comments
Post a Comment