Salah Kaprah Laga Pramusim di Indonesia

Pramusim di Indonesia benar-benar unik. Ujicobanya diimingi hadiah besar. Bahkan pejabat publik layaknya gubernur siap mendanai kompetisi pramusim agar menarik daerahnya. Formatnya pun hampir mirip kompetisi sesungguhnya layaknya Liga Champions. Dipikirnya ini adalah simulasi menjelang liga agar pemain "tidak kaget" dengan kompetisi liga.

Singkat saja, lazimnya pramusim adalah laga pemanasan untuk mematangkan kekompakan pemain, mobilisasi tim dan pematangan strategi dengan skuad yang ada. Jadi orientasi melakukan pramusim hanya evaluasi apakah skuad sudah ideal atau belum. Kalau belum bisa saja melakukan perombakan baik mencoret pemain maupun menambah pemain. Tentu juga dipikirkan kas keuangan klub. Dan pramusim biasanya lakukan uji tanding dengan klub yang berbeda karakter permainan sepakbolanya bukan dengan sesama kontestan liga di kasta divisi yang sama. Dan yang dilihat bukan masalah skor kalah menang seri. Walaupun kalau kalah terus, ada kekhawatiran dari suporter bahwa klub tidak akan mencapai target di liga.

Lucunya di Indonesia ini klub dipaksa ikut pramusim yang ukuran orientasinya tidak jelas. Intervensi manajemen klub juga berpengaruh baik dari tujuan politis maupun bisnis. Kalau boleh jujur, pramusim di Indonesia layaknya sepakbola liga yang masih kental pengaturan skor, jual beli pertandingan dsb. Karena belum 100% mafia bola Indonesia diberantas. Padahal enaknya ujicoba klub Indonesia harusnya melawan klub setidaknya dari Thailand yang jadi barometer liga di ASEAN supaya mutu kompetisi dan klub meningkat (main di luar, jangan di Indonesia). Transportasi ada, tinggal klub niat atau tidak. Lihat Sabah FA kemarin di Piala Gubernur Jatim 2020, berani keluar Malaysia untuk melawan klub liga 1 Indonesia sebagai klub promosi liga 2 Malaysia. Dan pelatihnya mematok pematangan mental pemain dan strategi. Bukan mikir duit dan menang melulu!!

Harapannya klub Indonesia kalau pramusim haruslah berani ujicoba ke luar negeri. Meskipun nanti hasilnya mayoritas bisa kalah telak, tapi ambil pembelajarannya. Liga sudah peringkatnya merosot, timnas peringkatnya merosot, masa' mau salah kaprah lagi pemikiran ujicoba pramusim. Semoga saja pemikiran manajemen klub dan stakeholder sepakbola tidak AMBYAR dan salah kaprah mengenai laga pramusim.

Comments

Popular posts from this blog

Pemahaman Gizi (3): Perhatian Pemerintah, Federasi dan Klub

Pengaturan Skor (2): Supremasi Hukum dan Peran Media

Maradona dan Inspirasi