Virus Corona, Ujian Sepakbola Dunia

Wuhan, China. Disinilah tempat asal virus yang menghebohkan dunia saat ini. Ya, virus corona (COVID-19). Setelah sebulan lebih kira-kira, 4000 orang lebih di seluruh dunia meregang nyawa akibat virus itu. Dan hampir 1 juta orang terinfeksi. Meskipun angka kematian akibat COVID-19 ini kecil prosentasenya, namun efeknya "sukses" membuat dunia AMBYAR baik dari segi dunia politik, ekonomi, sosial dan lain-lain. Termasuk SEPAKBOLA. Olahraga permainan favorit nomor satu dunia.

Terakhir, top skor Sampdoria Manolo Gabbiadini dan bek Juventus Daniele Rugani dinyatakan POSITIF terinfeksi virus corona. Hal ini bisa membantah hasil riset dan statistik bahwa usia lansia (lebih dari 50 tahun) rentan terkena virus corona. Sebelumnya Kylian Mbappe (striker Paris SG) sempat diduga suspect corona karena bermasalah di tenggorokan, ciri khas terkena coronavirus. Tapi hasilnya negatif. Meskipun demikian, dia tidak main pada leg 2 Liga Champions kontra Borussia Dortmund di babak 16 besar.

Pertanyaan terbesarnya adalah, bagaimana kelanjutan kompetisi liga di seluruh dunia. Di Indonesia yang baru mainkan matchday 3 ada indikasi mau dilakukan tanpa penonton. Sebelumnya laga Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya ditunda karena tidak ada izin keramaian di GBK akibat instruksi Gubernur DKI Anies Baswedan melarang izin keramaian guna antisipasi coronavirus. Sementara di Serie A Italia, presiden FIGC memberikan 3 opsi. Tidak ada juara liga, penentuan juara liga lewat posisi klasemen saat ini atau melakukan playoff scudetto, playoff degradasi-promosi. Mengingat Italia sebagai negara terparah di Eropa dalam kasus virus corona (hampir 400 warganya tewas). Di Thailand, seluruh liga ditunda 1 bulan. Bahkan Liga Champions Eropa dan Liga Europa bakal dihentikan.


Ilustrasi Virus Corona (COVID-19)

Memang sulit diprediksi kapan virus ini berhenti menyebar. Hampir 100 negara kena virus ini. Beberapa negara sudah menerapkan lockdown. Bahkan di Korea Utara, Kim Jong Un perintahkan TEMBAK MATI warga China yang mendekati perbatasan China-Korea Utara. Ini langkah EDAN tapi perlu dicoba guna mencegah coronavirus semakin MENGGILA!

Sepakbola memang olahraga populer, pemersatu perbedaan bangsa, agama dan budaya. Tapi memang sudah saatnya kemanusiaan diatas segalanya. Menurut saya, liga sepakbola di dunia harus ditunda atau dibatalkan mengingat jadwal liga yang sudah mendekati deadline akhir kompetisi. Kecuali di Indonesia, liganya baru mulai 2-3 match. Tapi apa salahnya dilakukan install ulang liga sekaligus momentum tepat untuk membenahi liga sembari berharap mafia bola (kartel, judi, politisi urus bola dan pengaturan skor) diberantas guna peningkatan kualitas liga. Dan tentu juga semoga virus ini cepat berakhir dan tidak satu pun stakeholder sepakbola meninggal sia-sia akibat COVID-19. Semoga

Sumber:

Comments

Popular posts from this blog

Pemahaman Gizi (3): Perhatian Pemerintah, Federasi dan Klub

Pengaturan Skor (2): Supremasi Hukum dan Peran Media

Maradona dan Inspirasi