Posts

Showing posts from 2019

Merumuskan Gaji Pemain Sepakbola Klub Indonesia

Masalah tunggakan gaji pemain sudah menjadi hal klasik di Indonesia. Entah penyebabnya karena manajemen klub tidak profesional dalam mengelola klub atau ketidaktahuan klub dalam menetapkan standar gaji pemain sepakbola. Yang jelas, sudah banyak klub terkena masalah tunggakan gaji yang berujung teguran FIFA. PT LIB menerapkan aturan klub dilarang tunggak gaji pemain lebih dari 1 bulan. Pertanyaannya, sudah efektif? Belum! Kita lihat tim PSIM Jogja kena hukuman -9 poin di awal musim Liga 2 2018. Sriwijaya FC eksodus pemain ke klub lain setelah 3 bulan tunggak gaji pemain di Liga 1 2018. Yang terbaru, David Bala (Kalteng Putra) terlantar 2 bulan lebih tanpa pembayaran gaji dan cederanya cukup parah. Belum kasus Persegres Gresik dll. Agaknya kasus ini mencoreng sepakbola Indonesia. BOPI sudah memperingatkan untuk klub melunasi gaji pemainnya. Terakhir, Semen Padang dan Tira-Persikabo disanksi FIFA karena sengketa gaji dengan pemainnya, bahkan proses daftar dan transfer pemain diblokir...

BUMN Sponsori Klub dan Liga Sepakbola, Bisakah?

Klub sepakbola di Indonesia, pada hakikatnya butuh sponsor dalam jumlah besar dan dana yang sangat besar. Ini disebabkan beberapa hal, diantaranya: Kondisi geografis Indonesia yang didominasi lautan (75% lebih) dan terdiri lebih dari 17.000 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.  Masalah infrastruktur perhubungan untuk konektivitas antar kota hingga antar pulau masih belum maksimal. Belum banyak moda transportasi yang memungkinkan efisiensi waktu. Biaya moda transportasi yang masih mahal. Manajemen perencanaan liga yang belum maksimal (masih sering pertandingan tunda dan aturan tidak jelas). Birokrasi perizinan dari kepolisian dan pemerintah daerah. Namun klub sepakbola Indonesia sendiri susah cari sponsor, karena kemungkinannya sponsor juga harus hadapi birokrasi daerah klub yang bisa rumit atau lancar. Selain itu sponsor juga tidak mau ambil risiko investasi ke klub sepakbola Indonesia karena khawatir kerusuhan suporter yang menguras keuangan karena ada kemun...

Langkah IPO Bali United, Cerminan Tuntutan Industrialisasi Sepakbola di Indonesia? (2)

Rasa-rasanya melihat keseriusan Bali United membangun tim sepakbola untuk menjadi industri yang menguntungkan adalah langkah pertama menuju industrialisasi sepakbola Indonesia. Akhirnya klub lainnya juga ikut melakukan hal yang sama meski belum sampai tahap IPO. Untuk lebih jelas, bisa dilihat syarat IPO melalui link berikut:  https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/NewsAndAnnouncement/News/FileDownload/PersyaratanPencatatan.pdf Laporan keuangan yang harus diupdate sebagai salah satu syarat IPO masih dikatakan mustahil dipenuhi mayoritas klub sepakbola Indonesia. Menurut opini saya, hal ini disebabkan kurangnya keterbukaan manajemen klub kepada suporter. Bisa jadi laporan keuangannya palsu atau ada dugaan klub tersebut juga terlibat pengaturan skor di liga sehingga apabila terbuka, maka ketahuan ada indikasi aliran dana suap ke stakeholder  klub. Kemungkinan kedua, pengurus klub juga ikut dalam jabatan di federasi (PSSI) yang saat ini masih meragukan integritasnya....

Langkah IPO Bali United, Cerminan Tuntutan Industrialisasi Sepakbola di Indonesia? (1)

Image
Beberapa waktu lalu dunia sepakbola Indonesia dikejutkan dengan langkah klub Bali United yang akan melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nama PT. Bali Bintang Sejahtera Tbk (kode sahamnya BOLA). Klub yang dimiliki Pieter Tanuri ini melepas 2 miliar lembar saham ke publik dengan harga Rp 175 / lembar saham (lbs). Sebuah langkah yang dianggap awal mula klub sepakbola Indonesia untuk dituntut lebih mandiri dan profesional. Publik pun bertanya bagaimana mungkin klub yang hanya berusia 5 tahun pada 3 Desember nanti bisa melakukan langkah "radikal" itu di tengah carut-marut kompetisi sepakbola Indonesia yang rentan pengaturan skor, kerusuhan suporter, ketidakpastian jadwal liga yang disebabkan ketidakbecusan federasi dan banyaknya klub yang diakuisisi karena rasio utang yang cukup besar?  Kalau dilihat skuad Bali United jarang memakai putra daerah Bali. Skuad klub yang memakai putra daerah sebagai prioritas biasanya identik dengan klub era Perserikatan seperti...

Memahami Financial Fair Play (2)

Kita melihat di blog sebelumnya bahwa faktor jumlah fans dan prestasi klub sangat menentukan, maka bisa diformulasikan sebagai berikut:  FFP klub = f ( nf, nt) nf = jumlah fans nt = jumlah trofi klub Sementara kriteria FFP salah satunya adalah rasio pengeluaran klub untuk gaji tenaga kerja ( wages to turnover ratio ), dimana tuntutannya di kisaran 40 - 60% dari pendapatan klub. Pendapatan klub bila mengacu ke klub Eropa berasal dari:  Relevant Revenue Clubs = Gross Income - Exclusion Gross Income berasal dari jumlah pendapatan hak siar klub, broadcasting, iklan, pendapatan tiket saat menjadi tuan rumah kompetisi, penjualan pemain dan juga sharing profit dari joint venture. Sedangkan exclusion yang dimaksud adalah pendapatan klub dari kegiatan operasional non sepakbola misalnya stadion klub dipakai buat konser atau kegiatan lain. Perhitungan diatas mengacu pada jurnal  https://media.neliti.com/media/publications/167892-EN-analysis-of-the-implementation...

Memahami Financial Fair Play (1)

Financial Fair Play (FFP) adalah sebuah aturan dari UEFA dari tahun 2012. Tujuannya untuk mengatur keseimbangan neraca keuangan antara pengeluaran dan pemasukan. Michel Platini selaku presiden UEFA saat itu menegaskan aturan itu dibuat dikarenakan industri sepakbola hingga saat ini mulai berkembang pesat namun sudah diluar batas. Banyaknya klub yang jor-joran beli pemain demi mencapai prestasi atau dengan dalih membangun tim untuk masa depan dengan harga gila-gilaan membuat potensi klub merugi dengan angka fantastis jauh lebih besar. Pada aturan awal, klub yang mengalami kerugian sebesar 39,5 juta poundsterling selama 3 tahun masih diperbolehkan ikut berlaga di kompetisi Eropa. Tetapi pada periode 2014-2017, kerugian klub yang ditolerir hanya mencapai 26,3 juta poundsterling saja selama 3 tahun. Targetnya adalah klub harus mencapai titik BEP ( Break-Even Point ). Jika tidak mencapai target itu, klub akan didenda atau diberi hukuman mulai dari memangkas jumlah pemain dan tidak dip...

Menilik Potensi Bisnis Klub Sepakbola Indonesia (2)

Lanjutan dari blog sebelumnya, kali ini akan dibahas faktor no 3-5 mengenai fanatisme suporter, dukungan pemerintah dan masalah pengaturan skor. Fanatisme suporter di Indonesia baik tingkat klub maupun timnas tak perlu diragukan. Harta, jabatan bahkan nyawa pun dikorbankan untuk menyaksikan laga klub kesayangannya maupun sekedar memberi atribut. Di tingkat timnas juga demikian. Kehadiran suporter sendiri memberikan manfaat: Membantu meningkatkan jumlah pengguna transportasi umum yang berarti membantu kontribusi menaikkan pendapatan usaha transportasi umum Mendukung klub kesayangannya Terbukanya lapangan kerja baru (usaha merchandise, pedagang, dan profesi pendukung seperti pengacara akuntan dll) Meningkatkan pendapatan daerah dari pajak (bisa dari pajak penghasilan pemain pelatih, pajak bumi bangunan, pajak penjualan dari transfer pemain, pajak hak siar dll) Fanatisme ini membuat Indonesia menjadi salah satu pangsa pasar bisnis sepakbola yang menggiurkan di dunia. Sungguh...

Menilik Potensi Bisnis Klub Sepakbola Indonesia (1)

Sepakbola adalah salah satu olahraga favorit di dunia. Sepakbola bisa dinikmati semua kalangan baik kalangan kelas atas maupun masyarakat biasa sekalipun. Menurut data dari Totalsportek jumlah penyuka sepakbola di dunia mencapai 4 miliar dari 7,8 miliar penduduk dunia. Karena banyak diminati maka sepakbola bisa menjadi potensi bisnis tersendiri di dunia. Tak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia, penduduk yang menyukai sepakbola cukup banyak. Indonesia menempati urutan kedua negara penyuka sepakbola di dunia setelah Nigeria, dengan persentase 77% dari 260 juta jiwa berdasarkan hasil riset Nielsen Sport. Dengan jumlah penggemar sepakbola seperti itu pastinya akan memberikan potensi bisnis tersendiri di sepakbola, salah satunya melalui penjualan merchandise . Bisnis sepakbola juga memiliki potensi membantu meningkatkan perekonomian negara dari tingkat daerah. Yang dimaksud disini adalah membuka banyak lapangan kerja dan juga membantu bisnis lain yang secara tidak langsung bisa dig...