Posts

Showing posts from 2020

Maradona dan Inspirasi

Image
  Pertama-tama kita ucapkan turut berbela sungkawa dengan meninggalnya Diego Maradona, pesepakbola fenomenal dengan "Gol Tangan Tuhan". Kisah inspirasi dan kehidupannya terus mengalir sepanjang masa. Yang dilihat dari Maradona adalah bagaimana sepakbola adalah "alat perlawanan" pada ketidakadilan. Juga sebagai pengangkat harga diri keluarganya dan Argentina, negerinya Maradona, yang dibawanya sukses menjuarai Piala Dunia 1986. Sejak saat itu, sepakbola Argentina sangat diperhitungkan. Dasar negara Amerika Latin yang penduduknya sangat mencintai sepakbola, membuat pemain sepakbola Argentina sangat "laris" di bursa transfer liga di Eropa. Sampai-sampai Maradona dianggap sebagai Tuhan khususnya bagi penggemar fanatiknya. Dan juga Napoli, klub Serie A Italia. Lalu apa yang bisa dicermati untuk di Indonesia? Jika PSSI dan semua stakeholder  sepakbola "paham" bahwa sepakbola itu pengangkat harga diri bangsa, seharusnya tata kelolanya dibenahi. Tidak ha...

Arsenal vs Ozil: Tunduk Pada China Agar Tak Rugi?

Image
 Drama Arsenal vs Mesut Ozil. Agak mengagetkan jika pemain bertipikal kreator seperti Ozil "dicampakkan" begitu saja. CV-nya jelas, Jerman juara Piala Dunia, lalu pernah jadi pemain penting di Real Madrid era Mourinho. Ia pindah ke Arsenal karena Wenger tertarik untuk menyempurnakan strateginya.   Ozil memang mengalami fluktuasi penampilan di Arsenal. Itu wajar untuk ukuran pemain sepakbola. Arsenal sendiri ketika Ozil "masih" di skuad XI, mengalami pergantian pelatih dari Arsene Wenger ke Unai Emery lalu saat ini Mikel Arteta sebagai pelatihnya. Tapi Ozil sudah "dicampakkan" sejak era Unai Emery (2019) mengingat dulu Ozil di media sosialnya (Twitter) menyatakan kecaman atas pemerintah Komunis China mengenai penyiksaan dan genosida muslim Uighur. Sebelumnya ia pernah bertemu Recep Tayyip Erdogan (Presiden Turki) dalam waktu senggangnya. Wajar mengingat dia adalah imigran Turki. Dan Jerman sendiri bersitegang dengan Erdogan. Jadi tindakan Ozil dikecam padah...

Pemahaman Gizi (3): Perhatian Pemerintah, Federasi dan Klub

Image
  Bagian Terakhir Memang dalam soal mendukung prestasi timnas sepakbola di Indonesia, dari pihak federasi, pemerintah (melalui Menpora) dan klub harus saling bersinergi memberi perhatian ke atlet dengan tugasnya masing-masing. Terkesan seperti campur tangan pemerintah ke federasi namun sesungguhnya tidak.  Apa peran pemerintah yang harus dijalankan? Pertama, lakukan kebijakan ekonomi terkait pangan dimana pangan bisa terjangkau dan harga pangan bisa semurah-murahnya. Ini penting mengingat banyak pemain sepakbola Indonesia mengalami tunggakan gaji akibat ketidakprofesionalan manajemen klub. Kedua, jangan banyak impor pangan dari luar. Perluas lahan pertanian, bangun fasilitas olah bahan pertanian, bukan perbanyak bangun jalan tol industri otomotif dll. Mengapa? Karena Indonesia sendiri punya masalah pelik dibidang nutrisi. Menurut UNICEF, sebelum Covid-19 saja 5 juta lebih penduduk Indonesia mengalami stunting . Belum masalah minim gizi seimbang yang berakibat obesitas dan kura...

Pemahaman Gizi (2): Nutrisionis dan Keilmuan

Dalam skala kampus atau perguruan tinggi, kewajiban kampus harus mendidik mahasiswa yang studi di program studinya bukan cuma sekadar teori saja, tetapi juga menuntut mahasiswanya untuk mempraktekkan apa yang sudah dipelajari. Keilmuan yang didapat jangan terlalu 100% menganut ke pola pikir ilmu ala Barat, namun juga pola pikir dan kebiasaan masyarakat Indonesia mengingat perbedaan cara tangkap dan pemahaman ilmu.  Akhir-akhir ini pesepakbola kita disorot mengenai pola makan "sembarangan". Ditambah instruksi pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-Young (STY) untuk menghindari gorengan, makanan pedas dan berlemak membuat suporter terbelalak dan terbelah pola pikir kritisnya. Bahkan ada suporter yang "baper" begitu pemainnya di klub yang dipanggil timnas "terciduk" melakukan pelanggaran itu dan di-"bully" berjamaah. Pasalnya setiap kali ada masalah timnas yang "diserang" lebih dulu adalah federasi (PSSI), namun dengan viralnya beberapa pemain...

Pemahaman Gizi (1): Nilai Jual Pemain

Image
Baru saja saya mengamati baik di media online tentang kondisi sepakbola Indonesia, begitupun juga saya juga ikut "main jari" di sosmed untuk diskusi mengenai topik yang sebetulnya pernah saya tulis di blog setengah tahun lalu. Juga ikut baca jurnal mengenai atlet sepakbola dan mengulik apa rahasia kesuksesan pembinaan atlet sepakbola negaranya. Ya, gizi salah satunya. Episode 1, Nilai Jual Pemain. Kenapa Demikian? Ya, karena nilai jual pemain ditentukan dari kinerja di klub. Apakah dilihat trofinya yang diperoleh, kualitas permainannya , atau katakan saja berapa gol (untuk striker) yang dicetak dan berapa saves  dan cleansheet  (untuk kiper). Jika seorang bek, berapa kali saves  dan intercept  yang sukses dilakukan untuk mencegah tim lawan cetak gol. Kalau pemain tersebut berposisi di midfield , bagaimana kinerja dia mengatur tempo permainan apakah sukses menghasilkan kemenangan atau setidaknya berapa assist  (umumnya) yang diberikan ke striker ...

Pengaturan Skor (2): Supremasi Hukum dan Peran Media

Image
Sejatinya, kasus pengaturan skor di persepakbolaan dunia pasti melibatkan penegak hukum dalam membongkar praktik kotor itu. Peran media dalam pengungkapan kasus juga tak bisa diremehkan. Media melalui tulisan dengan berbagai pemberitaan berguna untuk memberikan informasi se-akurat mungkin dan juga menggiring opini publik. Eksposur media bisa membuat pelaku pengaturan skor bisa tersudut sehingga mereka harus menggunakan segala cara untuk menghilangkan bukti, termasuk melakukan praktik "pembersihan" orang-orang sekitar dan jurnalis. Pengaturan skor sendiri tumbuh subur karena ketidakprofesionalan klub dan lemahnya supremasi hukum dalam memberantas praktek perjudian. Ingat statement ini "hanya" berlaku di Indonesia mengingat praktek judi dilarang di masyarakat karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Sedangkan di Eropa, praktek perjudian masih diperbolehkan dengan catatan pemain dilarang "pasang" taruhan di liga negaranya. Di Rusia, perjudian bo...

Pengaturan Skor (1): Klub dan Federasi

Di Indonesia dahulu ada kasus "sepakbola gajah" antara PSS Sleman dan PSIS Semarang. Pada pertandingan yang digelar di Lapangan Sasana Krida AAU dekat Bandara Adisucipto itu, tepatnya 26 Oktober 2014. Hasil pertandingan yang dimenangkan PSS atas PSIS dengan skor 3-2 itu, semuanya lewat gol bunuh diri. Belakangan terungkap, kedua tim tidak mau menang agar terhindar dari Borneo FC di semifinal Divisi Utama Liga Indonesia. Dan menariknya, setiap lawan Borneo selalu kena hukuman penalti dan Borneo "dijamin" lolos ke fase berikutnya (Liga Super). Juga masih terngiang skandal final AFF 2010 antara timnas Indonesia vs Malaysia.  Masalah pengaturan skor di Indonesia juga belum berakhir, kala acara Mata Najwa di tahun 2018 lalu mengungkap praktik pengaturan skor di berbagai klub. Belum tuduhan Rochy Putiray bahwa Liga 1 Indonesia sudah diatur. Dimana tahun 2018, Rochy bertaruh Persija Jakarta "diatur" juara Liga 1 2018. Imbasnya, Joko Driyono, Waketum PSSI dan...

Menakar Untung Rugi IPO Klub Sepakbola

Mendengar bahwa Bali United melakukan IPO, beberapa klub Indonesia mulai melihat peluang itu. Tapi apakah semudah itu dilakukan? Sudahkah dipertimbangkan dampaknya? Akan saya jelaskan mengenai dampak IPO untuk dijadikan pertimbangan analisis klub untuk pengambilan keputusan baik aspek bisnis, manajerial, dan sosial aware dalam suatu klub sepakbola. 1. Dampak Bisnis: Secara keuangan, klub sepakbola akan mendapat pendanaan yang tidak terbatas jumlahnya. Selain itu klub bisa mudah memperoleh sponsor dan investor (dengan catatan klub lancar menggaji pemain dan ofisial tim sebagai salah satu indikator klub punya kinerja keuangan bagus). Klub juga memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar sehingga nilai klub sepakbola tersebut meningkat. Namun konsekuensinya adalah setiap RUPS klub wajib memberi deviden kepada pemegang saham klub. Kalau ingin pemegang saham dapat deviden besar, laba klub sepakbola harus besar. 2. Manajerial: Klub akan mudah mengontrol tata kelola perusahaan de...

Drama Timnas (2) : Kepentingan Bisnis Politis atau Prestasi Timnas?

Penyelenggaran Piala Dunia U-20 membuat Shin Tae-Young (STY) harus berpikir keras. Dalam komunikasi terakhir dengan M.Iriawan selaku Ketum PSSI, STY bersedia kembali ke Indonesia dan melakukan TC. Namun kendalanya adalah Kemenkumham masih berlakukan larangan orang asing ke Indonesia mengingat angka COVID-19 yang makin menggila (mencapai 65.000 orang lebih positif dengan 3300 kematian). Meski demikian karena STY memiliki KITAS, maka ada peluang ia kembali ke Indonesia. Sejatinya, kondisi "new normal" ini membuat aktivitas warga mulai kondusif pelan-pelan. Sekarang, kalau seandainya STY tetap ingin TC Timnas di negaranya, apa kendalanya? Apakah Korea masih berhati-hati mengingat disana sudah gelombang kedua COVID-19? Pastinya. Di sisi lain, Piala Dunia sudah dekat, Liga 1 dan Liga 2 sudah "lampu hijau" untuk diputar. Dengan COVID-19 yang masih menggila, rasanya mustahil penonton bisa tonton langsung ke stadion meskipun cuma sekelas pertandingan tarkam. Kalau ...

Drama Timnas (1) : Kepentingan Bisnis Politis atau Prestasi Timnas?

Image
Ok, saya akan tambahkan sedikit analisis yang bersumber dari ulasan berbagai media, baik dari sosmed, berita TV, dan para analis serta pandit mengenai drama Shin Tae-Yong dan PSSI. Serta isu yang beredar sekarang. Sebenarnya, ulasan ini justru berawal dari malasnya saya (mungkin juga pecinta timnas Indonesia) melihat "sirkus" antara PSSI dan pelatih timnas. Juga para suporter timnas yang masih banyak "fanatisme buta ke klub berdasar asas kedaerahan" dan "berpikir ala mie instan". Jengah melihat fakta, era Jokowi, timnas makin gak jelas arahnya. Padahal Taufik Hidayat (mantan atlet badminton) dalam podcast  dengan Deddy Corbuzier mengatakan bahwa olahraga itu harga diri bangsa. Bahkan China yang "menciptakan" virus corona (COVID-19) ini sampai punya program khusus untuk prestasi olahraga, hingga programnya menjadi rahasia negara. Dimulai dari mundurnya Ratu Tisha, kisruh mundurnya Cucu Somantri dari PT. Liga Indonesia Baru, ternyata baru ...

Liga 1 Bergulir Lagi, Sebaiknya Bagaimana? (2)

Image
Ditanya Liga 1 baiknya gimana? Jawabannya ikuti protokol kesehatan. Terus pelaksanaannya bagaimana? Apakah semua stakeholder  sepakbola Indonesia mau ikuti aturan kesehatan terkait COVID-19? Mengingat kebijakan pemerintah pusat tidak konsisten dalam penanganan wabah dari China ini. Terus PSSI masih mau hasil instan atau berpikir jangka panjang? Perhatikan kalimat terakhir di atas, tujuan Liga sendiri untuk menghasilkan timnas dengan pemain berkualitas. Masalahnya apakah PSSI berani bertaruh ke masyarakat bahwa tidak ada pengaturan permainan liga atau bebas dari kepentingan politik. Kalau ternyata Liga 1 dan Liga 2 semata-mata digelar untuk memenuhi hiburan masyarakat, ada kepentingan politik tertentu dan juga membangkitkan bisnis pegiat judi bola, lebih baik lockdown  lagi saja. Toh pemerintah pusat juga tidak konsisten. Beberapa daerah yang longgarkan PSBB, ternyata malah AMBYAR. Angka kematian dan positifnya justru meningkat. Malah gradien grafiknya masih tajam jika di ...

Liga 1 Digelar Lagi, Sebaiknya Bagaimana? (1)

Image
Dalam rapat virtual antara klub Liga 1, Liga 2, PSSI, APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia) dan APSSI (Asosiasi Pelatih Sepakbola Seluruh Indonesia), pelaksana tugas Sekjen PSSI Yunus Nusi menjelaskan bahwa Liga 1 dan Liga 2 akan tetap melanjutkan kompetisi. Waktunya diperkirakan mulai antara September atau Oktober. Sesuatu yang sangat dirindukan penduduk Indonesia sebagai hiburan setelah vakum 3 bulan akibat COVID-19. Permasalahannya, apakah semudah itu liga berjalan dengan lancar? Sebelum menjawab, kita lihat sekilas mengenai protokol kesehatan ala Bundesliga (Liga Jerman) di video bawah ini: https://www.youtube.com/watch?v=yR0F13tNqPo Jika melihat presentasi videonya, tampak jelas bahwa protokol kesehatan dijalankan ketat. Kanselir Jerman Angela Merkel menekankan pentingnya physical distancing  jika tidak mau kompetisi Bundesliga jadi "klaster baru" COVID-19. Untuk akses masuk stadion, hanya dibatasi 300 orang. Penjelasan detailnya bisa dilihat di lin...

29 Mei, Penentu Nasib Liga Indonesia

Tanggal 29 Mei. Ya, tanggal itulah penentu nasib liga Indonesia. Melalui surat PSSI yang tertuang dalam SKEP/48/III/2020 diterbitkan 27 Maret 2020, keputusan untuk melanjutkan liga dijelaskan bahwa liga akan bergulir bulan Juli. Karena itulah Robert Alberts (pelatih Persib Bandung) mengharapkan dengan surat itu PSSI bisa memenuhi janjinya untuk melanjutkan kompetisi. Ia pun tak masalah jika kompetisi harus dilakukan tanpa penonton. Dasar pernyataan Robert berlandaskan bahwa negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand cukup sukses mengendalikan wabah virus COVID-19 dimana angka kematiannya kurang dari 100 orang dan laju angka warganya yang positif virus dari Wuhan itu cenderung memasuki trend menurun. Yang itu berarti penerapan lockdown  di negaranya "sukses". Robert juga berharap Indonesia bisa demikian. Sebetulnya, pernyataan Robert bisa menjadi kenyataan dengan prasyarat Presiden Jokowi dan Pemda harus bersinergi menekan laju angka positif COVID-19 bukan saling ...

Jika Liga Indonesia Berhenti, Turnamen Bisa Dipertimbangkan

Image
Pandemi COVID-19 membuat sepakbola penuh ketidakpastian. Di Eropa sendiri UEFA memutuskan negara di bawah konfederasinya bisa mengambil keputusan sendiri terkait nasib liga negaranya masing-masing. Jangan lupa bahwa angka kematian akibat COVID-19 Di Eropa cukup tinggi. Rerata kematiannya mencapai 20.000 orang hingga saat ini. Di Indonesia, terakhir kasus positif COVID-19 mencapai 13.645 orang dengan angka kematian 959 orang berdasarkan update terbaru (9 Mei) Gugus Tugas Penanganan Covid-19 ( https://covid19.go.id ). Sementara perkembangan liga di Indonesia masih belum jelas. Terakhir PSSI menolak wacana berhentinya Liga 1 dan Liga 2 tahun ini. Komite Eksekutif PSSI baru akan memutuskan nasib liga setelah rapat hari ini (8 Mei). Menurut M. Iriawan atau Iwan Bule (Ketum PSSI), PSSI masih ikut protokol kesehatan dari pemerintah dengan status liga vakum sampai akhir Mei (29 Mei). Dan keputusan kompetisi berakhir atau tidak bergantung dari situasi saat ini. PSSI juga menolak usulan PT ...

COVID-19, Apakah Industri Sepakbola Menjadi Merakyat?

Image
Di masa pandemi COVID-19 yang hingga saat ini belum ditemukan anti-virusnya, sektor ekonomi mulai anjlok. Semua negara mengalihkan pendanaannya untuk memberi stimulan ekonomi untuk darurat COVID-19, khususnya memberikan bantuan berupa paket sembako dan uang tunai untuk rakyat miskin di negara tersebut. Juga pelonggaran bayar cicilan kredit, pemberian kuota internet gratis guna mendukung program #stayathome juga #workfromhome akibat wabah COVID-19 ini diharapkan mendukung physical distancing  agar COVID-19 tidak meluas di negaranya. Kebijakan tersebut membuat sektor industri entah pariwisata, telekomunikasi, transportasi dll harus merugi besar. Ini juga membuat klub sepakbola yang memiliki sponsor di sektor tersebut juga kena dampak krisis ekonomi klub. Kini klub sepakbola tidak ada penghasilan seperti biasa dari penjualan tiket. Omzet dari merchandise  klub juga turun akibat penundaan pertandingan liga sepakbola. Akibatnya industri sepakbola kini mati suri kondisinya. ...

Football: Love, Money or Politics?

Semenjak wabah Covid-19 semakin menggila maka kejenuhan orang mengenai hilangnya tayangan sepakbola sebagai hiburan rakyat pastilah ada. Tak bisa ditutup-tutupi. Kerinduan akan aksi lapangan hijau pasti ada. Suporternya, kapan siaran  live  TV-nya, pasti takkan disia-siakan untuk dilewatkan. Akan lebih afdhol lagi kalau bisa menonton langsung tim kesayangannya bertanding dari tribun stadion. Pasti nikmatnya lebih terasa. Pecinta olahraga nomor satu dunia ini tak mengenal latar belakang suku, agama, negara, gender dan sebagainya. Penasaran apa motif kita atau mereka untuk mencintai sepakbola. Apakah karena nama besar pemain, pelatih, klub, prestasi, profesionalisme klub atau cuma sekedar terbawa arus teman yang suka klub itu. Pastilah bermacam-macam. Yang pasti, cinta adalah hal utama. Di era industri saat ini banyak orang yang menjadikan sepakbola sebagai lini bisnis mereka. Memanfaatkan dukungan suporter klub, mereka menjadikan sepakbola sebagai bisnis yang profitabl...

Dilema Klub Sepakbola Saat Pandemi Corona

Image
Virus Corona atau COVID-19 benar-benar membuat seluruh dunia kelimpungan. Beberapa negara sudah melakukan lockdown  dimana kondisi tersebut membuat seluruh kegiatan negara terhenti termasuk liga sepakbola. Ketidakpastian kapan pandemi COVID-19 akan berakhir dan belum ditemukannya vaksin penangkal virus dari Wuhan, China ini memaksa pemerintah dari berbagai negara melakukan perubahan kebijakan anggaran negara untuk tanggap darurat bencana non-alam. Di sepakbola sendiri, klub dunia pun terancam krisis, baik finansial maupun non-finansial dari segi kebutuhan pemain. Banyak pemain bola dunia terinfeksi virus dari China itu (disebut Virus China oleh Donald Trump, presiden Amerika Serikat). Otomatis, ketika liga terhenti, pemasukan klub dari merchandise  dan penjualan tiket + hak siar juga nol. Sponsor klub juga mengalami kerugian. Karena sponsor bukan cuma mendanai klub sepakbola, tapi juga karyawan perusahaan sponsornya yang terancam terinfeksi virus COVID-19. Penonton se...

Virus Corona, Ujian Sepakbola Dunia

Image
Wuhan, China. Disinilah tempat asal virus yang menghebohkan dunia saat ini. Ya, virus corona (COVID-19). Setelah sebulan lebih kira-kira, 4000 orang lebih di seluruh dunia meregang nyawa akibat virus itu. Dan hampir 1 juta orang terinfeksi. Meskipun angka kematian akibat COVID-19 ini kecil prosentasenya, namun efeknya "sukses" membuat dunia AMBYAR baik dari segi dunia politik, ekonomi, sosial dan lain-lain. Termasuk SEPAKBOLA. Olahraga permainan favorit nomor satu dunia. Terakhir, top skor Sampdoria Manolo Gabbiadini dan bek Juventus Daniele Rugani dinyatakan POSITIF terinfeksi virus corona. Hal ini bisa membantah hasil riset dan statistik bahwa usia lansia (lebih dari 50 tahun) rentan terkena virus corona. Sebelumnya Kylian Mbappe (striker Paris SG) sempat diduga suspect  corona karena bermasalah di tenggorokan, ciri khas terkena coronavirus. Tapi hasilnya negatif. Meskipun demikian, dia tidak main pada leg 2 Liga Champions kontra Borussia Dortmund di babak 16 besar. ...

Retail Business, Pertimbangan Sponsor Untuk Klub Sepakbola Indonesia

Image
Belakangan ini saya membaca di website dan jurnal mengenai bisnis retail di Indonesia. Prospek di tahun 2020 ini sepertinya untuk divisi makanan minuman cenderung stagnan. Dan dilansir dari  s itus Majalah Franchise.com, divisi perlengkapan rumah tangga dan aksesoris justru lagi "menang banyak". Alasannya mereka menggunakan strategi menumbuhkan  niche segmen pasar dengan bungkusan trend zaman kekinian. Memanfaatkan sifat impulsive buying  (barang yang dibeli dengan tiba-tiba) dan social media  yang gencar saat ini membuat barang dari bisnis sektor retail perelengkapan rumah tangga semakin diminati orang. Sebut saja hadirnya Miniso (Jepang), Mr. DIY (Malaysia) dan juga IKEA (Swedia). Miniso incar semua kalangan dan khususnya anak muda. Mr. DIY incar semua kalangan untuk perlengkapan pendukung rumah tangga. IKEA juga memasukkan furnitur, aksesoris dan kuliner Swedia untuk memperkokoh bisnisnya (cenderung mengincar kaum urban ibukota dan artis). Dari penjelasan...